Thursday 21 January 2016

SUMBER DANA ISIS

Sumber Penghasilan ISIS


Para analis dunia menaksir, penghasilan ISIS mencapai US$1 juta sampai US$4 juta per hari atau sekitar Rp13 sampai Rp 52 Miliar rupiah per hari. Jika dihitung, dalam setahun penghasilan ISIS bisa mencapai Rp 18 Triliun, Fantastis!
Ini semua tidak mengherankan karena semua infrastruktur yang ISIS kuasai mampu menjadi sumber pendapatan bagi mereka. Kita ambil contoh, sebagian besar penghasilan didapat dari hasil penjualan produksi dari sumur-sumur minyak yang mereka kuasai. Total ada 11 sumur minyak di Suriah dan Irak yang kini dikuasai ISIS. Ini termasuk sumur minyak Omar di Suriah Timur yang mampu memproduksi minyak hingga 75.000 barrel per hari. Itu salah satu sumur minyak terbesar di Suriah.
Rata-rata pendapatan per hari dari penjualan minyak saja mencapai US$270.000 sampai US$3 juta per hari. Mereka menjual minyak-minyak tersebut di pasar gelap dengan harga hanya $27 per barrel saja. Tentu jatuhnya harga minyak dunia tidak mengurangi keuntungan ISIS, karena tetap saja harga minyak ISIS masih jauh lebih murah dari harga pasar.
Sumber pendapatan yang tak kalah besar diperoleh dari aset-aset perbankan yang mereka jarah dalam penaklukkan kota-kota di Irak dan Suriah. Bank Sentral Suriah mengatakan, jumlah uang yang berhasil dijarah ISIS dari perbankan mencapai $400 juta.
Pundi-pundi uang organisasi super kaya ini juga berasal dari aset-aset swasta yang mereka ambil alih di seluruh wilayah yang berhasil mereka taklukkan. ISIS juga mendapat uang dari hasil penjualan barang-barang antik, yang umurnya mencapai ribuan tahun, dari penaklukan empat kota kuno bersejarah Nineveh, Kalhu, Dur Sharrukin dan Asyur. Bahkan ISIS juga berhasil menguasai kota Mosul sebagai salah satu kota tertua dan terbesar kedua di Iraq yang menyimpan banyak kekayaan sejarah.
ISIS juga mendapatkan dana segar dari uang tebusan untuk para sanderanya, yang totalnya mencapai US$25 juta. Selain itu ISIS juga mengelola bandara dan beberapa sarana kesehatan publik milik pemerintah di wilayah yang berhasil mereka taklukkan.
Sokongan dana yang tak kalah besar juga berasal dari para donator. Mereka adalah swasta maupun pemerintah dari kalangan pebisnis minyak, keluarga super kaya timur tengah dan jaringan donatur swasta yang tersebar di seluruh dunia dengan jumlah donasi mencapai $40 juta dalam dua tahun terakhir.
Maka tak heran jika ISIS telah dinobatkan sebagai organisasi teroris paling kaya sepanjang sejarah. Jika dibandingkan dengan Al-Qaedah, pendapatan organisasi teroris ini hanya sekitar $30 juta per tahun. Mereka mengandalkan uang dari para donatur internasional dan jaringan bisnis mereka sendiri. Salah satu jaringan bisnis Al-Qaeda yang berhasil diungkap adalah “Barakaat” yang bergerak dibidang telekomunikasi, konstruksi dan layanan cash exchange. Dari segi pendapatan, tentu saja ISIS jauh lebih sejahtera jika dibandingkan dengan pendahulunya itu.
Dengan pendapatan sebesar itu, bisa kita bayangkan potensi kekacauan apa yang bisa ISIS timbulkan dimasa depan jika kondisi tetap seperti ini. Sekedar informasi, untuk satu aksi serangan terorisme sekelas terror 9/11 saja, hanya dibutuhkan dana US$400 ribu sampai US$500 ribu. Untuk serangan Bom Bali 12 Oktober 2002 silam, konon hanya membutuhkan dana $50.000. 
Memang ISIS jauh lebih pintar dari pendahulunya dalam hal mengelola keuangan. Dengan uang sebesar itu layaknya sebuah perusahaan, ISIS menggunakannya sebagai modal membiayai kegiatan ekspansi wilayah dengan harapan bisa mengontrol lebih banyak lagi sumur-sumur minyak sebagai tumpuan bisnis.
Menggaji para pejuangnya dengan bayaran menggiurkan adalah strategi andalan ISIS. Bayangkan saja, untuk satu orang pejuang lokal ISIS dengan jabatan paling rendah, diberi bayaran $350 – $500 per bulan atau senilai Rp 6,5 juta, jumlah ini lebih tinggi daripada gaji yang diterima prajurit militer pemerintah Suriah yang hanya $400 per bulan.
Sementara untuk pejuang yang berasal dari luar negeri, ISIS memberi bayaran hingga $1000 per bulan atau senilai Rp 13 juta per bulan. Jumlah bayaran ini sempat diungkap oleh Raja Yordania Abdullah II.
Masih soal bayaran, jumlah yang dibayarkan ISIS ini ternyata belum termasuk fasilitas subsidi BBM, tempat tinggal dan roti yang diberikan kepada semua pejuangnya. Diluar itu semua, setiap pejuang ISIS masih mendapat hak bagi hasil atas penjualan setiap barang hasil rampasan.
Jadi tidak heran jika total pengeluaran ISIS untuk gaji dan tunjangan 20.000-30.000 pejuangnya mencapai $10 juta per bulan. Sungguh dahsyat!. Pantas saja tidak sedikit orang yang ingin bergabung dengan ISIS.
Dengan potensi kekuatan ekonomi sebesar itu, mungkinkah ISIS dapat dikalahkan dalam waktu dekat? Rasa-rasanya tahun 2015 masih akan menjadi masa-masa kejayaan ISIS. 
sumber : indonesianreview.com